Terkait Pemenuhan Garam untuk Bansos, BUMD Agro Jabar Siap Gandeng Petani Garam Lokal

Terkait Pemenuhan Garam untuk Bansos, BUMD Agro Jabar Siap Gandeng Petani Garam Lokal

PR BEKASI

Para petani garam lokal di Jawa Barat (Jabar) akhirnya bisa bernafas lebih lega setelah kabar baik menghampiri mereka.

Dikabarkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Argo Jabar menyatakan siap memenuhi penugasan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) untuk menyerap produksi garam petani lokal.

Penyerapan ini pun terkait pemenuhan garam untuk bantuan sosial tahap tiga yang akan segera direaliasasikan Pemprov Jabar.

Menurut Direktur Utama PT Argo Jabar Kurnia Fajar, penugasan tersebut dapat terlaksana dan pihaknya sudah mulai menyerap produksi garam baku yang berada di Indramayu dan Cirebon.

“Intinya kami dari Argo Jabar sudah mulai menyerap garam di Jabar,” kata Kurnia di Bandung, Senin 28 September 2020 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Dia mengatakan, penyerapan produksi garam lokal didahului penugasan untuk bansos.

Pihaknya mencatat, kebutuhan garam untuk diberikan pada penerima bansos tahap III mencapai 1.000 ton.

“Dari target 1.000 ton, itu kami serap secara bertahap. Istilahnya menyesuaikan produk di pabrik yang memiliki izin edar,” katanya.

Pada tahap awal dilakukan penyerapan stok garam baku milik Koperasi Babad Jaring Mulia dan anggotanya sekitar 300 ton. Garam itu selanjutnya dicampur yodium sesuai standar kesehatan.

Baca Juga: Berani Kritik Pedas di Sidang PBB, Indonesia Juga Punya Sejarah Manis Libas Vanuatu Secara Telak

“Oleh karena itu kami menggandeng pabrik yang memiliki izin edar,” ucapnya.

Pihaknya berharap upaya menyerap garam baku ini terus berlanjut tak hanya di urusan pemenuhan kebutuhan bansos, tetapi untuk komoditas pertanian lainnya yang ada di Jawa Barat.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa hal ini sesuai rencana pembentukan logistik hub nanti.

Baca Juga: PT KAI Ulang Tahun ke-75, Erick Thohir: Presiden Minta Kita Bajak Momentum Krisis

Ketua Koperasi Babad Jaring Mulia, Cahyono mengatakan pihaknya mengaku lega lantaran BUMD milik Pemprov Jabar dapat menyerap produksi petani garam.

Menurutnya, kondisi pandemi Covid-19 membuat para petani garam lokal banyak yang terkena dampak.

“Itu di kita ada 110 petani, tapi karena harga tidak stabil, sekarang tinggal separuhnya,” tuturnya.

Baca Juga: Sindir Febri dan Pegawai KPK yang Mundur, MPR: Mereka Orang-orang yang Tidak Jelas Prestasinya

Pada 2018 koperasinya dapat menyerap garam petani sebesar Rp1.400 per kilogram dengan skema bagi hasil.

Kiwari, pihaknya membeli garam dengan harga Rp1.000 per kilogram pun masih sulit.

“Argo Jabar menolong petani, kalau tidak ada Agro Jabar banyak produksi petani yang tidak terserap,” ujarnya.***

Rulfhi Alimudin***

*Sumber : https://bekasi.pikiran-rakyat.com/. 29 September 2020

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Archives